makalah SIA Sistem Akuntansi Piutang



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kegiatan pokok perusahaan manufaktur terdiri dari: desain dan pengembangan produk pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, dan penjualan produk jadi kepada pembeli.
Untuk menangani kegiatan pokok perusahaan umumnya dirancang sistem akuntansi yang terdiri dari :
1.    Sistem akuntansi pokok
2.    Sistem akuntansi piutang
3.    Sistem akuntansi utang
4.    Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan
5.    Sistem akuntansi biaya
6.    Sistem akuntansi kas
7.    Sistem akuntansi persediaan
8.    Sistem akuntansi aktiva tetap
            Dokumen sumber dan pendukung yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam pencatatan akuntansi merupakan keluaran berbagai sistem tersebut.
Masing-masing sistem tersebut terdiri dari jaringan-jaringan prosedur masing-masing pada setiap sistemnya.
            Informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan. Informasi memegang peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengetahui kegiatan apa yang telah terjadi dengan perusahaannya, melakukan evaluasi apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan menjamin agar data tersebut dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat dipercaya dan tepat waktu maka dalam pengolahan data tersebut diperlukan suatu alat yang dinamakan sistem informasi. 

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat timbul berbagai masalah yaitu:
1.      Apa yang di maksud dengan sistem akuntansi piutang ?
2.      Metode apa yang di gunakan dalam sistem akuntansi piutang ?
3.      Bagaimana prosedur pencatatan piutang ?

C.    Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui tentang tujuan dibuatnya Sistem Akuntansi Piutang berikut sebab-sebabnya.
2.      Untuk mengetahui apa saja dokumen-dokumen sumber sabagai dasar pencatatan mutasi piutang, dan apa saja catatan akuntansi yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Piutang
3.      Untuk mengetahui metode-metode apa saja yang digunakan dalam proses pencatatan piutang ke dalam buku pembantu piutang
4.       Untuk Mengetahui Bagaimana Prosedur dalam Pernyataan Piutang
5.      Untuk Mengetahui Bagaimana Pendistribusian Penjualan dengan adanya Sistem Akuntansi Piutang


BAB I
PEMBAHASAN
A.    Sistem akuntansi piutang (Account receivable system)
Sistem akuntansi piutang adalah suatu system yang dirancang untuk mencatat transaksi terjadinya piutang dan berkurangnya piutang. Terjadinya piutang berasal dari transaksi penjualan kredit dan berkurangnya piutang berasal dari transaksi retur penjualan dan penerimaan kas dari piutang. Transaksi berkurangnya piutang yang timbul dari transaksi penerimaan kas dari piutang dikelompokan dalam sistem akuntansi kas. Kegiatan penjualan kredit dimulai dengan diterimanya order darin pelanggan, kemudian dilanjutkan dengan permintaan persetujuan pemberian kredit, pengiriman barang, penagihan, pencatatan piutang dan terjadi piutang. Piutang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini :
a.    Prosedur order penjualan
b.    Prosedur persetujuan kredit
c.    Prosedur pengiriman barang
d.    Prosedur penagihan
e.    Prosedur pencatatan bertambahnya piutang
f.     Prosedur distribusi penjualan
Kegiatan retur penjualan dimulai dengan diterimanya dengan pengambilan barang dari pelanggan, kemudian dilanjutkan dengan permintaan persetujuan retur penjualan, penerimaan barang, prncatatan berkurangnya piutang, dan berahir dengan distribusi penjualan. Oleh karena itu sistem akuntansi untuk mencatat berkurangnya piutang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini :
a.    Prosedur penerimaan retur penjualan
b.    Prosedur pembuatan memo kredit
c.    Prosedur penerimaan barang
d.    Prosedur pencatatan retur penjualan
e.    Prosedur pencatatan berkurangnya piutang
f.     Prosedur distribusi penjualan

B.     Prosedur Pencatatan Piutang
Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang. Informasi yang diperlukan oleh Manajemen mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah:
1.    Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur
2.    Riwayat pelunasaan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3.    Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu
Dalam akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan peernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang, dengan mengirimkan secara periodik pernyataan piutang kepada setiap debitur, catatan piutang perusahaan diuji ketelitiannya dengan menggunakan tangapan yang diterima dari debitur dari pengiriman pernyataan tersebut dan dapat menimbulkan citra yang baik dimata para debitur mengenai keandalaan pertanggungjawaban keuangan perusahaan. Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.

a.      Dokumen
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang adalah:
1)      Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.
2)      Bukti Kas Masuk, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.
3)      Memo Kredit, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan.
4)      Bukti Memorial (Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen inidigunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.

b.      Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah:
1.      Jurnal Penjualan, catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penjualan kredit.
2.      Jurnal Retur Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan.
3.      Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
4.      Kartu Piutang, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo piutang kepada debitur.

c.       Organisasi
Tugas fungsi organisasi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah:
1)      Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci rekening kontro piutang dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi sebagai buku pembantu piutang.
2)      Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik dengan mengirimkannya kesetiap debitur.
3)      Menyelenggarakan catatan riwayat krredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan dari setiap debitur.

C.    Metode Pencatatan Piutang
Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
1.    Metode Konvesional
Dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah:
a)      Transaksi Penjualan Kredit, transaksi ini di posting dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut.
b)      Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya piutang dari transaksi retur penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah di catat dalam jurnal retur penjualan.
c)      Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh debitur di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal umum.
d)     Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang dicatat dalam jurnal umum.
2.    Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a.    Metode Posting Harian
1.      Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci). Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan diisi dengan jumlah total penjualan harian yang merupakan julah faktur penjulaan selama sehari. Faktur yang diterima dari bagian penagihan diterima oleh bagian piutang dalam batch disertai dengan pita daftar total (pre-list tape). Jumlah faktur penjualan yang tercantum dalam pita daftar total tersebut dicatat dalam jurnal penjualan. Selanjutnya, setiap bulan, jurnal penjualan tersebut di posting ke rekening kontrolpiutang dalam buku besar. Setiap bulan pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol piutang dengan daftar saldo (trial balance) yang disusun dari kartu piutang. Ada dua cara menangani media yang akan diposting kedalam kartu piutang:
1)    Media disortasi meurut abjad sebelum diposting, di posting satu per satu kedalam kartu piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari kartu piutang kemudian dicocokan dengan pita daftar total yang menyertai media pada saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokan ini dimaksudkan untuk membuktikan ketelitian posting yang telah dilakukan.
2)    Media di posting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari bagian penagihan.
2.      Posting lansung kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Dalam metode ini, media di posting kedalam pernyataan piutang dengan kartu piutang dengan kartu piutang sebagai tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.

b.    Metode Posting Periodik
1.  Posting Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang diterima dari bagian penaggihan, oleh bagian piutang disimpan sementara, menunggu beberapa hari, untuk nantinya secara sekaligus di posting kedalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.
2.   Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi (1) posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut kedalam pernyataan piutang dan kartu piutang. (2) mencatat dan menghitung saldo kartu piutang.. metode ini membagi pekerjaan posting kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata kedalam hari kerja selama sebulan. Setiap pelanggan akan menerima pernyataan piutang pada tanggal hari kerja yang sama setiap bulan.
c.    Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping)
Dalam metode ini Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum bayar (unpaid invoice file). Pada saat diterima pembayarannya ada dua cara yang ditempuh:
1.   Jika pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan, faktur yang bersangkutan di ambil dari arsip faktur yang belum di bayar dan di cap “lunas”, kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar.
2.   Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalam faktur, jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali kedalam arsip faktur yang belum dibayar.
d.    Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer.
Metode pencacatatan ini menggunakan batch system. Dalam sistem ini dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.dalam sistem ini dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file) dan pancatatan piutangnya dilkukan secara hariain dan setiap hari pula, arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk piutang.

D.    Prosedur Pernyataan Piutang
Pernyataan piutang adalah formulir piutang yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pad atanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini:
1.   Pernyataan Saldo Akhir Bulan, pernyataan ini tidak memberikan informasi apapun kepada debitur untuk dasar rekonsiliasi dengan catatanya, jika saldo yang tercantum dalam pernyataan piutang berbeda dengan saldo yang tercantum dalam catatannya
2.   Pernyataan Satuan, pernyataan piutang ini berisi: (1) saldo kewajiban debitur pada awal bulan, (2) mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap transaksi, dan (3) saldo kewajiban debitur pada akhir bulan. Prosedur pembuatan pernyataan piutang dilakukan sebagai berikut:
a.   Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar. lembar pertama akan berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai catatan piutang (pengganti kartu piutang)
b.   Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip tembusan pernyataan piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam formulir pernyataan piutang tersebut.
c.   Semua transaksi pendebitan dan pengkeditan ke rekening debitur tersebut di catat dalam formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.
d.   Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar pertama formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua kemudian disimpan dalam arsip menurut nama debitur, dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu piutang)
e.   Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2 lembar) diambil disisi dengan saldo piutang kepada debitur yang bersangkutan pada akhir bulan yang sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang)
3.   Pernyataan Saldo Berjalan Dengan Rekening Konvensional (Running Balance Statement With Conventional Account). Perbedaan diantara pernyataan satuan dengan pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah terletak pada cara posting dan isi catatan piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah sebagai berikut:
1)      Pada Awal Bulan, diambil formulir pencatatan piutang 1 lembar.
2)      Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusannya adalah kartu piutang.
3)      Pada akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan.
4)      Pada awal bulan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1 lembar dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan pengkreditan kerekening debitur tersebut kedalam pernyataan piutang yang dipakai dalam bulan sebelumnya sebagai tembusannya. Dengan demikian kartu piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi informasi sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk pernyataan piutang satuan, yang catat piutangnya hanya berisi mutasi tiap bulannya.
4.   Pernyataan Faktur Yang Belum Dillunasi (Open Item Statement). Pernyataan piutang berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debiturnya pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur dan jumlah rupiahnya. Pengunaan bentuk pernyataan piutang ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang tercantum dalam faktur.

E.     Distribusi Penjualan
Distribusi Penjualan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam faktur penjualan dan pengumpulan total ringkasan penjualan menurut daerah pemasaran tersebut untuk keperluan pembuatan laporan hasil penjualan menurut daerah pemasaran. Jika perusahaan menjual berbagai produk, diberbagai daerah pemasaran pada berbagai jenis pelanggan dengan berbagai variasi order size melalui berbagai pramuniaga, maka laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan oleh manajer pemasaran adalah sebagai berikut:
1.    Hasil Penjualan Menurut Produk
2.    Hasil Penjualan Menurut Pelanggan
3.    Hasil Penjualan Menurut Besarnya Order
4.    Hasil Penjualan Menurut Daerah Pemasaran
5.    Hasil Penjualan Menurut Saluran Distribusi
6.    Hasil Penjualan Menurut Pramuniaga

F.     Metode Distribusi Penjulan
Ada 5 metode distribusi penjualan :
1.    Metode Berkolom (Columnar Methods)
Dalam metode ini, distribusi data penjualan dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk setiap unsur dalam klasifikasi, atau satu kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi. Dengan demikian metode ini ditentukan oleh dua faktor: (1) jumlah unsur dalam klasifikasi, dan (2) frekuensi kegiatan setiap unsur dalam klasifikasi tersebut. Metode berkolom ini terdiri dari:
a.    Metode Jurnal Berkolom
Dalam metode in jurnal penjualan dipakai sebagai alat distribusi. Dalam junal disediakan kolom-kolom sesuai dengan unsur klasifikasi yang diinginkan tercantum dalam laporan penjualan.
b.    Metode worksheet.
Jumlah kolom yang disediakan oleh jurnal sangat terbatas, worksheet akan mampu menampung tambahan unsur dalam klasifikasi, lebih banyak yang dapat ditampung oleh jurnal berkolom. Namun jumlha unsur dalam kasifikasi yang dapat ditampun oleh worksheet inipun terbatas. Faktur penjuaan dicatat kedalam worksheet yang bersangkutan ssetiap hari dan pada akhir bulan setiap kolom worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut disajikkan dalam laporan hasil penjualan menurut jenis produk.
c.    Metode jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan mesin pembukuan.
Dalam metode ini jurnal berkolom merupakan alat untuk menampung data sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan dan merupakan sumber informasi untuk membuat laporan penjualan. Dalam metode ini jurnal penjualan dihasilkan dari hasil posting transaksi penjualan kedalam kartu piutang. Jurnal penjualan merupakan tembusan yang dihasilkan dari posting dengan mesin pembukuan transaksi penjualan kedalam dartu piutang.
2.    Metode Rekening Tunggal Dan Rekening Berkolom (Unit Account And Columnar Acount Methods)
Penggunaan rekening tunggal dan rekening berkolom merupakan jawaban untuk menampung unsur klasifikasi yang banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi disediakan satu rekening, dengan demikian jumlah unsur berapapun dalam klasifikasi dapat ditampung dengan penyediaan rekening ini.
3.    Metode Summary Strip Dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip And Unit Ticket Methods)
Dengan menggunakan metode summary strip faktur penjualan disortasi menurut klasifikasi yang ditetapkan sebelumnya dan jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan dicatat dalam summary strip. Untuk membuat laporan periodik, misalnya mingguan, summary strip harian dijajarkan, dilakukan penjumlahan setiap baris dalam summary strip secara mendatar, dan jumlahnya ditulis pada summary strip akhir minggu. Sedangkan dalam metode tiket tunggal dilakukan dengan mengubah media yang dipakai seebagai distribusi menjadi media tunggal. Media tunggal adalah media yang berisi satu pendebitan atau satu pengkreditan saja. Media campuran (mixed media) adalah media yang berisi lebuh dari satu pendebitan atau lebih dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan dibatasi hanya digunakan untuk merekam satu macam produk yang dijual, maka faktur penjualan ini merupakan media tunggal. Jika setiap faktur penjualan dapat digunakan dengan merekam beberapa produk sekaligus, faktur ini merupakan media campuran. Dalam metode ini faktur penjualan diubah menjasi media tingga; berupa tiket tunggal. Tiket yang telah diisi data tersebut kemudian disortasi menurut klasifikasi yang telah ditentuka, dihitung jumlahnya untuk kemudian dicatat dalam summary strip atau rekening. Dari summary strip atau rekening ini kemudian dibuat laporan penjualan. Media tunggal dapat diperoleh dengan cara berikut ini:
1.   Membuat media asli sebagai media tunggal.
2.   Membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri.
3.   Membuat media tunggal sebagai produk sampingan dalam pembuatan faktur penjualan.
4.    Metode Register (Register Methods)
Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan dengan alat register kas. Register kas yang sederhana dilengkapi dengan dua register yang memungkinkan setiap hari register kas ini menyajikan jumlah penjualan dengan dua macam klasifikasi. Register kas yang lebih canggih dapat memilki register sampai 16, sehingga memungkinkan dihasilkannya laporan penjualan harian untuk 16 macamklasifikasi barang, jika register kas ini di hubungkan dengan komputer, berbagai distribusi penjualan dapat dilkukan dengan komputer tersebut, sehingga mmanajemen dapatmemperoleh laporan penjualan menurut informasi yang dikehendakinya.
5.    Metode Dengan Komputer
Metode ini menghasilkan informasi penjualan yang luar biasa, kita hanya perlu memberikan kode yang benar terhadap transaksi penjualan yang terjadi, sperti klasifikasi informasi yang dikehendaki tampak pada laporan dan dengan menggunakan metode ini juga pekerjaan sortasi dan sortasi kembali dilakukan dengan program komputer yang memerlukan waktu yang singkat, dengan ketelitian yang tinggi.

G.    Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode ditribusi.
Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
1.   Informasi Yang Akan Dicantumkan Dalam Laporan.
Informasi yang dibtuhkan oleh manajemen sangat menentukan isi laporan yang akan dihasilkan oleh kegiatan distribusi. Jika berbagai jenis klasifikasi perlu disajikan dalam laporan, metode distribusi dengan menggunakan jurnla berkolom tidak dapat menghasilkan informasi tersebut.
2.   Jumlah Unsur Dalam Klasifikasi
Jumlah unsur dalam klasifikasi menentukan metode distribusi yang akan digunakan. Apakah klasifikasi terdiri dari 5 unsur,100 unsur atau lebih dari 1000 unsur, hal ini akan menentukan jumlah kolom, rekening, atau register yang harus disediakan dalam distribusi. Kegiatan setiap unsur dalam periode tertentu juga menentukan metode distribusi yang dipilih. Jika dalam klasifikasi terdapat 100 unsur, namun hanya 10 unsur yang aktif dalam setiap harinya, hal ini memerlukan metode distribusi yang berbeda dengan jika dari 100 unsur tersebut hanya 90%-nya yang aktif.
3.   Media Yang Dipakai Sebagai Sumber Data
Jika media yang dipakai sebagai dasar berupa media campuran, hal ini memerlukan pengubahan media tersebut menjadi media tunggal untuk memudahkan sortasi bagi keperluan pembuatan laporan. Jika media berupa media tunggal, hal ini akan mendorong orang untuk memilih metode distribusi yang berisi didalamnya kegiatan sortasi penjualan.




BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.   Sistem akuntansi piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur, yang terjadi karena transaksi penjualan kredit, retur dan potongan penjualan kredit, penerimaan kas dari piutang, dan penghapusan piutang.
2.   Dokumen sumber untuk dasar pencatatan mutasi piutang adalah faktur penjualan, memo kredit, bukti kas masuk, dan bukti memorial. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang adalah jurnal penjualan, jurnal retur penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal umum, dan kartu piutang.
3.   Ada 4 metode pencatatan piutang kedalam buku pembantu piutang: metode konvensional, metode posting langsung ke dalam kartu piutang atau pernyataan piutang, metode pencatatn tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping). Dalam metode konvensional, posting ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang dibagi menjadi dua golongan: metode posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnalhanya menunjukkan total harian saja (tidak rinci) atau dilakukan langsung kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Dalam metode posting periodic, posting dokumen sumber kedalam kartu piutang dapat dilakukan dengan metode posting ditunda (delayed posting) atau metode penagihan bersiklus (cycle billing). Dalam metode pencatatan tanpa buku pembantu, tidak digunakan buku pembantu piutang (ledgerless). Sebagai ganti buku pembantu piutang, ledgerless bookkeeping menggunakan arsip faktup penjualan.
4.   Dalam system akuntansi piutang, pernyataan piutang merupakan salah satu keluaran yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi piutang perusahaan kepada debitur. Pernyataan piutang adalah formulir yang menyajikan jumlah kewajibandebitur pada tanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk : (1) Pernyataan saldo akhir bulan (balance-end-od month), (2) Pernyataan satuan (unit statement), (3) Pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional (running balance statement with conventional account), (4) Pernyataan faktur yang belum di lunasi (open item statement).
5.   Distribusi adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam media dan pengumpulan total ringkasan tersebut untuk kepentingan pembuatan laporan. Ada 5 metode distribusi : (1) metode berkolom (columnar methods), (2) metode rekening tunggal dan rekening berkolom (unit account and columnar account methoids), (3) metode summary strip dan metode tiket tunggal (summary strip and unit ticket methods), (4) metode register (register method), (5) metode distribusi dengan computer.
B.     Saran
Bagi para pembaca dan atau penyusun makalah mengenai Sistem Akuntansi Piutang berikutnya, diharapkan agar istilah-istilah dalam penggunaan bahasa Akuntansi bisa di jelaskan secara lebih rinci. Selain itu seiring perkembangan jaman dan pesatnya teknologi, mungkin di dalam prosedur yang terdapat dalam Sistem Akuntansi Piutang akan mengalami perubahan, maka untuk penyusun selanjutnya diharapkan mampu untuk peka terhadap hal tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perilaku Kelompok dan Interpersonal

Jurnal Khusus