Ekspresi Wajah Poker Face

Mungkin kalian sudah sering dengar istilah poker face. 

Kalau dalam permainan poker di kenal dengan istilah Poker Face yang tanpa ekspresi di mana orang tidak akan bisa memperkirakan kartu apa yang kita pegang, dan kata kata ini juga dipergunakan oleh penyanyi Lady Gaga "Poker Face" yang mengambarkan kita harus menggunakan intuisi dalam mengetahui isi hati seeorang, dan tidak ada yang mengetahui apa yang ada dalam pikiran seseorang dengan Poker Face nya. Sehingga kita tidak mengetahui kartu orang sampai selesai permainan.

Poker face adalah muka datar atau muka hampir tanpa ekspresi. kita tidak bisa dengan mudah menebak apa yang sedang dia rasakan. Bahkan ada yang bilang ‘muka tembok’. Biasanya nih ya, orang yang poker face itu orang yang memiliki kepribadian introvert, pendiam atau pemalu.

Mungkin, saya termasuk salah satunya. Ekspresi muka cendrung kaku. pada waktu SMA-ku dulu, ada pesta ulang tahun sekolah. Jadi acaranya macam-macam. Ada yang nyanyi, dance, stand up comedy, drama dkk. Yang tidak ikut ambil bagian dalam pertunjukan, ya jadi penonton (saya). Teman yang disamping liatin saya, terus dia tanya

                “ehm…kamu sakit?” masih menatap dalam-dalam

                “ hmmm…tidak, biasa saja. Memangnya kenapa?”

Dia masih liatin saya dengan tampang muka yang khawatir. Teman yang satunya lagi, dia lebih mengenal saya langsung jelasin

                “ kamu itu mau dibilang terhibur sama acaranya, kayaknya tidak… mau dibilang bosen sama acaranya juga tidak…mau dibilang…”

                “ yah..saya menikmati acaranya saja” saya potong pembicaraannya sambil berpikir dalam hati..apa benar saya terlihat seperti itu?

Keluarga-keluarga saya juga tidak jarang yang bilang saya terkadang terlihat dengan tatapan kosong. Dulu itu poker face topeng SMA, selepas SMA saya mulai sedikit berekspresi. Tetapi setelah kuliah menjelang semester 3 ini entah kenapa sifat yang dulu muncul lagi. Dan untungnya tidak separah waktu SMA.

Kadang teman-teman bertanya “kamu sakit?” atau “kamu kenapa?” atau "kok dari tadi diam saja?" atau pertanyaan yang lebih ekstrim lagi “kamu masih hidup?” -_-"(jleeb...jleeb). Nah...itulah (mungkin) salah satu resiko bagi yang minim ekspresi. Pada mulanya itu tidak menjadi masalah buat saya dan saya rasa itu hal yang tidak penting. Tapi karena banyak yang komplen dan menduga saya ini orang aneh, poker face ini harus diubah. 

Why I become poker face?
Well, mungkin bawaan dari kecil. Orang tua sangat disiplin. Kalau menangis dimarahin. Kalau tertawa ditegur. Tidak boleh berbicara dengan suara besar. Anak yang baik adalah anak yang duduk manis dengan diam. Dipaksa menjadi anak yang penurut, dan tidak boleh mencari masalah. 

Saya mulai belajar berekspresi ketika ada suatu keadaan yang membutuhkan ekspresi. Yah kalau situasinya senang (tertawa), situasinya sedih ekspresinya juga sedih, gembira senyum macam-macamlah yang penting tidak terkesan alay atau lebay. Minimal orang bisa menangkap apa yang kita rasakan, supaya kita juga tidak terkesan cuek.Tapiii....saya masih akan menggunakan poker face pada saat-saat tertentu.

Bagi teman – teman yang membaca tulisan ini saya minta maaf kalau ada salah dalam ekspresi saya. Saya juga bukan orang aneh atau sakit-sakitan, tapi saya tidak pandai dalam berekspresi. Sebenarnya kalau sudah kenal lama dengan saya, saya orangnya konyol juga. 

                     Ok sekian dulu…peace..!!